Ini 5 Dampak Buruk Selingkuh bagi Kesehatan, Lebih Baik Setia

DokterSehat - Selingkuh tak cuma perilaku yang menjurus ke arah seksual di luar pasangannya, tetapi bisa berkaitan dengan pornografi, menggoda orang lain yang bukan pasangannya, atau kedekatan emosional dengan orang lain tanpa ada kontak seksual.

SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya

Efek dari selingkuh ini tak cuma berdampak buruk bagi hubungan dengan pasangan, tetapi dampaknya juga bisa dirasakan pada kesehatan mental maupun fisik.

Ada penelitian yang pernah mengungkapkan, korban yang diselingkuhi tak hanya mengalami stres secara psikis, tetapi juga rentan melakukan perilaku berisiko. Misalnya penyalahgunaan alkohol, narkotika, dan melakukan seks yang tidak aman.

Selain itu, orang yang diselingkuhi juga bisa mengalami gangguan makan seperti anoreksia, bulimia, bahkan olahraga gila-gilaan. 

Untuk lebih jelasnya, yuk, simak berbagai dampak buruk selingkuh bagi kesehatan, baik orang yang berselingkuh maupun korban perselingkuhan.

1. Stress

Melansir The Independent, korban perselingkuhan dapat menyalahkan dirinya sendiri atau menjadi tidak percaya diri. Hal ini bahkan terbukti lewat sebuah penelitian.

Tim peneliti dari Universitas Nevada, Reno, Amerika Serikat (AS) mensurvei 232 mahasiswa yang diselingkungi selama 3 bulan belakangan, dengan lama hubungan rata-rata 1,76 tahun. Tujuan studi ini adalah untuk mencari tahi bagaimana perilaku dan kesehatan mental mereka terdampak akibat perselingkuhan.

Studi tersebut menyimpulkan bahwa penilaian negatif (menyalahkan pasangan, menyalahkan diri sendiri, dan atribusi kausal) memiliki efek tak langsung pada perilaku yang membahayakan kesehatan lewat kesehatan mental (depresi, kecemasan, dan stres).

Menjadi korban perselingkuhan bisa memengaruhi perilaku, pandangan tentang perselingkuhan, dan kemampuan untuk mempercayai seseorang. Pada beberapa orang dampaknya lebih signifikan.

Peneliti menyebut bahwa orang-orang yang lebih tertekan setelah diselingkuhi rentan berpaling ke alkohol dan obat-obatan terlarang, atau mengembangkan pola makan atau olahraga ekstrem.

Mereka juga menemukan bahwa orang-orang yang menyalahkan dirinya karena pasangannya selingkuh lebih cenderung melakukan perilaku yang berisiko.

Penyebabnya belum diketahui pasti, tetapi tim peneliti menduga bahwa bisa jadi itu karena rusaknya harga diri, menurunkan ketahanan diri terhadap perilaku berisiko, atau balas dendam dengan orang yang menyelingkuhinya.

Ditemukan juga bahwa korban yang menyalahkan pasangan yang menyelingkuhinya lebih kecil kemungkinannya untuk terlibat dalam perilaku berisiko daripada mereka yang menyalahkan diri sendiri. Efek ini lebih kuat pada perempuan ketimbang lak-laki.

Temuan penelitian berjudul "Infidelity’s aftermath: Appraisals, mental health, and health-compromising behaviors following a partner’s infidelity" diterbitkan dalam Journal of Social and Personal Relationships tahun 2017.

2. Serangan jantung

Risiko ini lebih sering terjadi pada orang-orang dengan riwayat penyakit jantung. Sayangnya, banyak orang yang tak sadar bahwa dirinya punya penyakit jantung sampai akhirnya mengalami stres mendadak.

Sejumlah penelitian menemukan, laki-laki yang selingkuh lebih berisiko mengalami serangan jantung. Selain itu, sindrom patah hati (broken heart syndrome) yang dipicu stres juga dapat menyebabkan kondisi kardiomiopati (lemah jantung).

Tim peneliti dari University of Florence, Italia, mengindikasikan bahwa sudden coital death (kematian mendadak karena gangguan kardiovaskular yang terkait dengan aktivitas seksual dari satu bentuk atau lainnya) lebih umum dialami laki-laki berhubungan seks dengan selingkuhannya di luar rumah dibanding seks di rumah dengan pasangannya. 

Peneliti menemukan bahwa perselingkuhan di luar lingkungan rumah berhubungan dengan risiko lebih tinggi pada kejadian kardiovaskular, termasuk serangan jantung yang fatal. Serangan jantung lebih jarang terjadi saat lelaki berhubungan seks dengan pasangannya di lingkungan yang familier (misalnya rumah).

Meski penyebab pastinya tidak diketahui, tetapi tim peneliti menduga bahwa rasa bersalah, stres karena upaya menutupi perselingkuhan, serta berusaha memenuhi keinginan selingkuhan bisa berkontribusi.

Penelitian berjudul "Sexual and Cardiovascular Correlates of Male Unfaithfulness" ini dimuat dalam The Journal of Sex Medicine tahun 2012.SahabatQQ

3. Gangguan tidur

Menurut survei dari American Psychological Association tahun 2012, sebanyak 40 persen orang yang sakit hati dan merasa stres karena perselingkuhan cenderung mengalami gangguan tidur.

Meski tidak signifikan, tetapi melansir Sleep Junkie, 34 persen orang-orang yang setia memberi nilai A atau B pada kualitas tidurnya, sementara orang-orang yang berselingkuh yang melaporkan tidur nyenyak hanya sekitar 31 persen.

Sekitar seperempat orang yang berselingkuh memberi nilai D atau F pada kualitas tidurnya, sementara pada orang-orang yang setia hanya sekitar 18 persen.

Melansir Harvard Business Review, di sisi lain, ada penelitian yang menemukan bahwa bagian otak yang mengatur kontrol diri terdampak bila seseorang kurang tidur. Kondisi ini dapat membuat seseorang cenderung mengambil keputusan yang salah, salah satunya adalah selingkuh dari pasangan.

4. Penyakit kronis

Stres yang terjadi akibat perselingkuhan bisa membuat seseorang berisiko mengidap penyakit kronis, seperti hipertensi, obesitas, dan diabetes.

Gangguan kesehatan ini berhubungan dengan efek domino yang menyerang gangguan psikis. Kondisi tersebut terjadi saat perselingkuhan membuat seseorang memiliki gaya hidup tak sehat. Contohnya, pola makannya jadi terganggu atau waktu istirahat dan tingkat aktivitas fisik jadi tak ideal.

Selain itu, perselingkuhan dapat membuat seseorang mengonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang. Efeknya, masalah kesehatan serius atau penyakit kronis bisa terjadi.Agen Domino99

5. Penyakit menular seksual

Orang-orang yang melakukan one-night stand, khususnya dalam keadaan mabuk bisa saja melakukan seks dengan orang asing tanpa pengaman, seperti tidak menggunakan kondom. Ini tentu membuat orang tersebut berisiko tertular penyakit menular seksual. Tak hanya membahayakan diri, pasangan sah di rumah pun bisa ikut tertular.

Melansir Verywell Health, ada penelitian yang membandingkan orang-orang dalam hubungan monogami dengan orang lain yang punya banyak pasangan seksual atau gonta-ganti pasangan.

Ditemukan bahwa orang-orang yang telah menikah yang berselingkuh lebih jarang memakai kondisi saat berselingkuh dan jarang mendiskusikan riwayat penyakit menular seksualnya dibandingkan dengan orang-orang dengan perilaku seks bebas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tukang selingkuh berisiko tinggi tertular penyakit menular seksual dan menularkan penyakitnya kepada pasangan, dibandingkan orang yang menjalani open relationship. Peneliti menganalisis data dari 308 orang yang telah menikah dan 493 orang yang sedang menjalani hubungan open relationship.

Itulah berbagai dampak buruk bagi kesehatan akibat perselingkuhan. Sebaiknya hentikan perilaku tersebut. Bila penyebab perselingkuhan adalah konflik dengan pasangan, sebaiknya selesaikan masalah hingga tuntas. Bila perlu, lakukan konseling pernikahan untuk membantu mengatasi berbagai konflik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Efek Begadang pada Wajah, Salah Satunya Bikin Keriput

5 Makanan yang Gak Boleh Dikonsumsi Bareng Kopi, Kenapa?

6 Manfaat Buah Duku untuk Ibu Hamil