5 Gangguan Ini Mengintai akibat Konsumsi Kopi Berlebihan

BlogSehat - Kopi adalah salah satu jenis minuman terpopuler di dunia, terutama di kalangan usia produktif. Di Indonesia sendiri, Indonesia Coffee Annual Indonesia Coffee Annual Report 2019 yang dirilis oleh Global Agricultural Information Network menunjukkan proyeksi konsumsi domestik pada 2019/2020 mencapai 294.000 ton atau sekitar 13,9 persen dibandingkan konsumsi pada 2018/2019 yang mencapai 258.000 ton.

Bukan tanpa alasan, bahan aktif yang terkandung dalam kopi berfungsi mengaktifkan sistem saraf pusat dalam tubuh. Dengan demikian, otak menjadi lebih fokus sehingga proses belajar, memori, serta performa individu dapat berjalan lebih optimal.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), sebanyak 400 mg atau setara dengan 3-4 cangkir kopi aman dikonsumsi, bahkan berpotensi membawa dampak positif bagi tubuh. Di antaranya menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, beberapa jenis kanker, serta dapat membantu regulasi berat badan.

Di samping itu, sejumlah penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi kopi lebih dari 5 gelas sehari berkaitan dengan beberapa gangguan kesehatan. Penasaran apa saja? Mari simak penjelasannya berikut ini.

1. Berisiko mengecilkan volume otak dan menyebabkan demensia

Baru-baru ini, sebuah studi dalam Nutritional Neuroscience yang terbit pada Juni 2021 mengungkapkan fakta yang cukup mencengangkan. Sebanyak hampir 400.000 partisipan diobservasi total konsumsi kopinya dalam sehari, volume otak, serta kejadian stroke dan demensia.

Setelah 9-12 tahun pengamatan, ditemukan bahwa partisipan yang mengonsumsi kopi lebih dari gelas sehari berisiko 53 persen lebih tinggi mengidap demensia, dibanding partisipan yang minum 1-2 gelas kopi per hari. Selain itu, ukuran otak para partisipan juga tampak menyusut.

Mekanisme yang mendasari fenomena ini masih belum diketahui secara pasti. Namun, "kompetisi" antara kafein dan adenosin untuk berikatan dengan reseptor adenosin di otak disinyalir menjadi penyebab dasar perubahan morfologi atau bentuk otak.

2. Meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung

Dilansir Healthline, kopi berpotensi meningkatkan tekanan darah tiga jam setelah dikonsumsi. Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah yang diidentifikasi sebagai the silent killer. Ini karena hipertensi tidak menimbulkan gejala layaknya penyakit lain, sehingga sering kali tidak terdeteksi jika tidak diperiksa secara rutin.

Selain itu, denyut jantung individu cenderung berdetak lebih cepat selepas ngopi. Kedua efek ini dapat terjadi karena kafein di dalam kopi menstimulasi sistem saraf simpatis yang dapat memicu penyempitan pembuluh darah. Dengan demikian, jantung butuh kerja ekstra keras untuk mengalirkan darah.SahabatQQ

Untungnya, efek ini bersifat sementara sehingga tak membahayakan dalam jangka panjang. Namun, konsumsi kopi berlebihan dapat mengembangkan risiko infark miokardia, dan pada tingkat yang lebih parah, serangan jantung pada individu dengan riwayat hipertensi dan takikardia, atau kondisi di mana jantung berdetak lebih dari 100 detak per menit.

3. Menyebabkan gangguan kecemasan, depresi, dan stres

Komponen bioaktif dalam kopi merupakan stimulan saraf yang sangat efektif. Dalam meningkatkan fokus dan kinerja, kafein bekerja dengan cara memblokir senyawa kimia di otak, yaitu adenosin, sehingga dapat meningkatkan penggunaan energi dan, di saat yang sama, menyebabkan kelelahan pada individu. Hal ini diungkapkan dalam sebuah penelitian dalam Journal of Neurochemistry tahun 2008.

Dosis kopi yang melebihi 400 mg justru menginduksi gangguan kecemasan pada individu, lebih parah lagi, menyebabkan serangan panik pada individu yang rentan. Di samping itu, zat aktif dalam kopi bersifat adiktif yang memicu kecanduan pada penikmatnya.

Dilansir Healthline, saat pecandu kopi melewati satu hari tanpa kafein, mereka cenderung mengalami gejala coffee withdrawal, yang di antaranya pusing, mood depresi, kecemasan, sulit berkonsentrasi, dan tremor.

4. Meningkatkan kadar lemak darah

Selain berpotensi meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung melalui aktivasi sistem saraf, kopi juga berisiko menyebabkan kenaikan total kolesterol, low-density lipoprotein (LDL) alias kolesterol jahat, serta apoprotein B. Hal ini dibuktikan melalui studi di Inggris yang dipublikasikan di Clinical Nutrition Journal pada 2021.

Para peneliti mengungkapkan bahwa cafestol dan kahweol, komponen aktif yang terdapat dalam konsentrasi tinggi pada kopi non-filter, mempunyai andil besar dalam hal ini. Sebuah studi literatur dalam International Journal of Molecular Science menjelaskan bahwa cafestol mengganggu proses metabolisme kolesterol di dalam darah.Agen Domino99

Dalam jangka panjang, hal ini dapat memicu penyakit jantung. Namun untungnya, kadar cafestol dan kahweol dalam kopi filter lebih rendah dibandingkan pada kopi non-filter.

5. Menurunkan prestasi belajar di sekolah

Kendati dapat meningkatkan fokus karena mencegah rasa kantuk, konsumsi kopi berlebihan justru berisiko menurunkan prestasi akademik di kalangan pelajar. Penelitian yang dilakukan pada hampir 250 siswa sekolah menengah di Korea Selatan menemukan hubungan yang signifikan antara konsumsi kopi berlebihan dengan penurunan prestasi akademik.

Para peneliti menduga, hal ini berkaitan dengan insomnia yang menyebabkan para pelajar kekurangan istirahat, sehingga konsentrasi mereka berangsur menurun. Lebih dari itu, overdosis kopi dalam jangka panjang juga dapat memicu depresi kronis akibat gejala coffee withdrawal. 

Demikian lima gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh konsumsi kopi secara berlebihan. Mengonsumsi kopi memang membawa sejumlah manfaat untuk kesehatan. Namun kalau terlalu banyak, itu akan menjadi bumerang. Oleh karena itu, perhatikan jumlah kopi yang kamu minum dalam sehari, ya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Efek Begadang pada Wajah, Salah Satunya Bikin Keriput

5 Makanan yang Gak Boleh Dikonsumsi Bareng Kopi, Kenapa?

6 Manfaat Buah Duku untuk Ibu Hamil