Pergeseran gigi ini umumnya normal dan tidak menimbulkan masalah. Namun, dalam beberapa kasus gerakannya bisa lebih jelas, menyebabkan gigi berantakan (maloklusi), dan terkadang rasa sakit pada gigi.
Telah dirangkum dari Verywell Health dan Healthline, inilah deretan penyebab gigi bergeser dan apa yang bisa kamu lakukan untuk menanganinya.klik
1. Pasca penggunaan kawat gigi atau perawatan ortondonti lainnya
Apabila kamu pernah pakai kawat gigi atau menjalani prosedur ortodonti lainnya untuk memperbaiki kesesejajaran gigi, artinya gigi kamu telah dipindahkan dari posisi aslinya.
Setelah kawat gigi dilepas atau berhenti menggunakan aligner, gigi mungkin mulai bergeser kembali ke posisi semula. Ini hal yang alami. Gerakan ini mungkin lebih jelas pada beberapa orang, sementara yang lain mungkin mengalami gerakan yang sangat sedikit.
Orang yang menggunakan retainer cekat atau retainer lingual, yang merupakan retainer yang secara permanen pada gigi setelah perawatan ortodonti,Agen Domino99 Dan Poker Terpecaya juga berisiko mengalami pergeseran gigi.
Namun, menurut penelitian, pada sebagian waktu, perpindahan gigi terjadi jika salah satu ikatan retainer putus atau bila retainer tidak diikat dengan benar (Clinician's Corner, 2016).
Alasan lainnya gigi bisa bergeser setelah memakai kawat gigi terkait dengan kesehatan gusi dan tulang rahang. Apabila terjadi pengeroposan tulang akibat penyakit gusi atau masalah kesehatan lainnya, akan lebih sulit bagi gigi untuk tetap di tempatnya setelah kawat gigi dilepas.
Alasan lain gigi bisa bergerak setelah kawat gigi terkait dengan kesehatan gusi dan tulang rahang Anda. Jika pengeroposan tulang terjadi akibat penyakit gusi atau masalah kesehatan lainnya, akan lebih sulit bagi gigi Anda untuk tetap berlabuh di tempatnya setelah kawat gigi Anda lepas.
Setelah kamu cabut gigi, gigi di sekitarnya mungkin mulai bergeser untuk mencoba mengisi ruang bekas gigi yang dicabut.
Pencabutan gigi bungsu mungkin tidak menimbulkan masalah besar. Risiko yang lebih besar adalah kehilangan gigi taring atau gigi seri. Gigi di kedua sisi dapat bergeser ke arah satu sama lain di ruang kosong yang ditinggalkan oleh ekstraksi.
Cara terbaik untuk mencegah masalah tersebut adalah mengganti gigi hilang atau dicabut dengan implan gigi atau bridge yang menutupi ruang gigi atau gigi yang hilang.
3. Perilaku menggemeretakkan gigi
Menggemeretakkan gigi atau bruksisme dapat menyebabkan berbagai masalah gigi. Mengatupkan atau menggemeretakkan gigi secara berlebihan lama-lama dapat merusak gigi.
Bruksisme umum terjadi pada malam hari saat tidur, sementara beberapa orang melakukannya saat terjaga akibat stres atau ketegangan sepanjang hari.
Selain menyebabkan sakit kepala, nyeri rahang, dan bunyi "klik" atau "krek" di rahang, bruksisme bisa memengaruhi posisi dan integritas gigi. Tekanan yang terjadi terus-menerus pada gigi akibat perilaku ini bisa membuat gigi bergerak, menyebabkan gigi berantakan, dan masalah lainnya.
Sepanjang masa bayi, masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa muda, tulang rahang atas (maksila) dan bawah (mandibula) tumbuh dan berubah bentuk. Umumnya, selama masa remaja, pertumbuhan rahang bawah melebihi rahang atas, yang dapat menyebabkan gigi berjejal di bagian gigi bawah. Selain itu, hal ini dapat menyebabkan ketidaksejajaran gigi (maloklusi).
Dalam banyak kasus, pergeseran gigi yang terjadi bukan masalah besar. Namun, ada kemungkinan perubahan gigitan dapat terjadi, yang mana ini memerlukan perawatan.
Penyakit gusi seperti gingivitis (peradangan pada gusi dan gusi berdarah) dan periodontitis (gusi yang terinfeksi)SahabatQQ juga dapat menyebabkan gigi bergeser karena pengeroposan tulang sekunder.
Periodontitis, yaitu komplikasi dari gingivitis yang tidak ditangani, mulai memengaruhi tulang di bawahnya yang dapat menyebabkan gigi menjadi longgar hingga tanggal.
Terapi continuous positive airway pressure (CPAP) melibatkan pemakaian masker di hidung (walaupun beberapa masker ada yang menutupi mulut) untuk menerima aliran udara yang stabil ke paru-paru
CPAP dirancang untuk pasien sleep apnea obstruktif. Kondisi ini menyebabkan jaringan di belakang tenggorokan rileks saat tidur, membatasi membatasi aliran oksigen ke saluran udara.hidupsehat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar