6 Alasan Orang Enggan Berobat ke Rumah Sakit

Hidupsehat - Saat orang terdekat sakit, tentu sedikit banyak kamu mencemaskan keadaannya. Menurutmu, akan lebih baik jika dia secepatnya pergi ke rumah sakit. Itu mencegah kondisinya makin memburuk dengan mengonsumsi obat yang diresepkan.Namun, belum tentu orang yang dikhawatirkan akan menuruti saranmu. Terkadang sakitnya sudah berat pun, dia masih menolak diajak ke rumah sakit. Sebelum kembali memaksanya, pahami dahulu kemungkinan alasan orang enggan berobat ke rumah sakit dan cara buat membujuknya biar kamu gak gagal lagi. - SahabatQQ

SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya

1. Sakitnya tergolong ringan

Sebelum kembali mendesak orang agar pergi ke dokter, lihat dulu keadaannya. Untuk sakit yang masih tergolong ringan, orang biasanya berpikir untuk apa sampai pergi ke rumah sakit? Obatnya pun sudah banyak dijual di berbagai tempat dan tak cuma di apotek.Untuk kondisi seperti ini, mending kamu tidak terlalu mencemaskannya. Benar bahwa sakit ringan pun dapat menjadi lebih berat kalau tidak ditangani dengan baik. Namun, umumnya segera pulih dengan minum obat yang dijual bebas sesuai dosis.Bahkan tak jarang bisa sembuh sendiri cukup dengan memperbanyak istirahat dan menjaga pola makan. Plus, mengonsumsi makanan atau minuman yang berkhasiat untuk kesehatan seperti minuman berbahan rempah-rempah. Jika kondisi tidak membaik bahkan tambah buruk, baru bujuk dia buat pergi ke rumah sakit.


2. Malas antre di rumah sakit

Di kebanyakan rumah sakit, berobat memang perlu waktu cukup lama baik untuk antre periksa maupun antre obat. Ini yang membuat sebagian orang sebisa mungkin menghindarinya. Apalagi kalau kesibukannya tinggi.Orang dapat berada di rumah sakit 1 sampai 2 jam hingga pemeriksaan selesai, obat diberikan, dan administrasi beres. Belum lagi perjalanan pergi dan pulangnya. Dalam kondisi badan sehat saja, menunggu lama bikin tidak betah.Apalagi saat seseorang sedang sakit. Solusinya adalah mengajaknya memeriksakan diri ke klinik yang tidak terlalu ramai dibandingkan rumah sakit besar. Atau, gunakan aplikasi kesehatan yang memungkinkan pasien berkonsultasi langsung dengan dokter dan memperoleh obat.


3. Mengkhawatirkan biaya

Biaya kesehatan memang relatif mahal. Bahkan asuransi pun umumnya tak menjamin seluruh pembiayaan. Maka dengan atau tanpa memiliki asuransi, sebagian orang tetap mencemaskan biaya rumah sakit.Bantu dia untuk mendapatkan layanan kesehatan yang lebih terjangkau, tetapi tetap aman. Kalau memang sakitnya berat dan kemungkinan memerlukan biaya besar buat pengobatannya, bicarakan dengan seluruh keluarga. Jika orang yang sakit dalam keadaan tidak mampu, maka saudara-saudara wajib siap membantu.Sampaikan pada orang yang sakit bahwa terpenting ia diperiksa dulu oleh dokter agar ketahuan diagnosisnya dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Urusan biaya biar dipikirkan oleh saudara-saudara yang sehat. Adanya kebersamaan dalam keluarga begini bakal meringankan beban pikiran si sakit.             


4. Mencemaskan diagnosis

Namun, kadang kala masalah yang dicemaskan oleh orang yang sakit bukanlah biaya melainkan diagnosisnya. Beberapa orang takut kalau-kalau ia ternyata menderita penyakit yang sangat berat. Penyakit itu sulit disembuhkan dan mungkin akan segera merenggut nyawanya.Bagi mereka yang takut akan diagnosis, lebih baik tidak pernah mengetahuinya sekalipun itu berarti ia juga tak memperoleh penanganan yang tepat. Dia tetap merasakan sakit dan kondisinya terus memburuk. Penderita dengan kecemasan seperti ini memerlukan pendamping ketika berobat.Biasanya mereka hanya bisa dibujuk oleh pasangan, orangtua, anak, atau saudara kandung. Yakinkan orang yang kamu dampingi bahwa penyakitnya penting untuk diketahui. Diagnosis yang tepat bakal mengarahkannya pada pengobatan serta perawatan yang sesuai dan memperbesar peluang sembuhnya.


5. Takut jarum suntik

Fobia jarum suntik itu gak pandang bulu, ya. Jangan mengaitkannya dengan ciri fisik, jenis kelamin, atau usia tertentu. Pria dengan tubuh yang kuat pun bisa ciut nyalinya kalau sudah berhadapan dengan jarum suntik.Meski pasien di rumah sakit tidak semuanya perlu disuntik, dia biasanya telah terlebih dahulu ketakutan. Bagaimana bila setelah sampai di sana ternyata ia benar-benar harus disuntik atau diambil darahnya? Meski lucu buatmu, sebaiknya kamu tidak mentertawakannya.Lihat gejala-gejala yang dialaminya dan cari informasi kemungkinan sakitnya. Sekalipun kamu bukan dokter, informasi awal ini bisa membantu untuk meyakinkannya kira-kira dia bakal berhadapan dengan jarum suntik atau tidak. Kalaupun setibanya di rumah sakit ia mesti disuntik atau diambil darah, beri tahu perawat atau petugas laboratorium agar membantu menenangkan pasien.

Baca Juga  : 5 Cara Sehat Minum Kopi di Pagi Hari, No Sugar!

6. Waswas harus rawat inap

Kalau dapat memilih di antara rawat inap atau rawat jalan, semua pasien pasti lebih suka bisa sembuh tanpa harus menginap di rumah sakit. Selain biaya rawat inap lebih tinggi, orang juga mengkhawatirkan beberapa hal lain. Seperti, siapa yang akan menungguinya selama di rumah sakit?Khususnya jika selama ini dia hidup seorang diri, seperti anak kos. Pahami kecemasan ini dengan kamu menawarkan diri untuk menjaganya selama ia dirawat inap. Menunggui pasien rawat inap memang melelahkan, tetapi ini akan menjadi kebaikan besar buatmu.Kegelisahan berikutnya bila ia dirawat inap adalah tentang anak-anak yang masih kecil. Siapa yang akan menjaga mereka jika ia terbaring di rumah sakit? Lagi-lagi, orang-orang terdekat harus membagi tugas menjadi siapa yang akan menunggui pasien di rumah sakit dan siapa yang mengasuh anak-anaknya di rumah.Pikiran orang sakit memang bisa bercabang-cabang. Ia gak cuma memikirkan penyakit dan kesembuhannya, tetapi juga hal-hal lain yang menghambatnya buat segera pergi ke rumah sakit. Pahami kondisi psikisnya dan bersiaplah untuk memberi bantuan materi maupun nonmateri. - DominoQQ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Efek Begadang pada Wajah, Salah Satunya Bikin Keriput

5 Makanan yang Gak Boleh Dikonsumsi Bareng Kopi, Kenapa?

6 Manfaat Buah Duku untuk Ibu Hamil