Harus Hati-hati! Ini 5 Risiko akibat Menghilangkan Rambut Kemaluan

DokterSehat - Setiap orang memiliki rambut kemaluan. Rambut kemaluan memang memiliki fungsi, seperti mengurangi gesekan saat berhubungan seksual dan mencegah penularan bakteri dan patogen lainnya. Walaupun begitu, tapi tak sedikit orang yang merasa risih dengan adanya rambut kemaluan, sehingga banyak yang memutuskan untuk menghilangkannya, atau setidaknya mencukurnya sedikit.

SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya

Mengingat rambut kemaluan sebenarnya memiliki fungsi bagi tubuh, tentunya akan ada dampak yang mungkin ditimbulkan akibat menghilangkan rambut kemaluan. Apa saja itu? Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut tentang risiko menghilangkan rambut kemaluan.

1. Luka

Luka akibat penghilangan rambut kemaluan adalah hal yang sangat umum. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Men's Health melaporkan bahwa 25,6 persen individu mengalami luka selama atau setelah penghilang rambut.

Dalam penelitian tersebut, luka yang paling sering dilaporkan adalah sayatan, kemudian luka bakar dan ruam juga sering dilaporkan. Dalam kasus yang sangat jarang, luka ini membutuhkan perawatan medis.

2. Meningkatkan risiko infeksi menular seksual

Pencukuran rambut kemaluan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya infeksi menular seksual. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di British Medical Journal, orang-orang yang melaporkan mencabut atau mencukur rambut kemaluan lebih mungkin juga melaporkan pernah mengalami infeksi menular seksual di beberapa titik dalam hidup mereka, dibandingkan dengan mereka yang tidak memotong rambut kemaluan. 

Beberapa infeksi yang telah dikaitkan dengan perawatan rambut kemaluan meliputi klamidia, herpes HIV, human papillomavirus (HPV), moluskum kontagiosum, sipilis.SahabatQQ

3. Gatal dan jerawat

Menghilangkan rambut kemaluan bisa membuat kulit rentan berjerawat dan gatal. Selain itu, menurut laman Huffington Post, mencukur semua bulu kemaluan dapat menyebabkan folikulitis, yaitu suatu kondisi kulit umum di mana folikel rambut meradang.

Hal ini membuat penderita memiliki benjolan merah kecil atau jerawat berkepala putih yang tumbuh di sekitar folikel rambut kemaluan. Jika tidak diobati, infeksi dapat menyebar dan berubah menjadi luka berkerak yang tidak dapat disembuhkan.

4. Infeksi

Rambut kemaluan berfungsi sebagai pelindung dengan menghalangi patogen yang mungkin masuk ke tubuh. Oleh karena itu, menghilangkan rambut kemaluan dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi umum, seperti ISK, vaginitis, dan infeksi jamur, menurut laman Healthline.

Pencabutan rambut juga dapat mengiritasi kulit yang menyebabkan infeksi, seperti selulitis dan folikulitis. Dalam kasus lain, luka juga bisa terkait dengan proses perawatan.Agen Domino99

5. Bisul

Dilansir dari laman Healthline, dalam kasus yang jarang terjadi, pencabutan rambut dapat menyebabkan timbulnya bisul di area genital. Bisul ini bisa timbul sebagai akibat dari iritasi dan infeksi kulit, seperti selulitis dan folikulitis. Bisul biasanya diawali dengan adanya benjolan merah tepat di bawah permukaan kulit. Kemudian, bisul ini bisa jadi berisi nanah.

Itulah beberapa risiko yang mungkin terjadi akibat menghilangkan rambut kemaluan. Walaupun begitu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko di atas, yaitu:

- Cuci tangan dan area genital sebelum mulai prosedur;
- Disinfeksi pisau cukur atau gunting;
- Jaga kulit tetap lembap, bisa dengan menggunakan krim cukur;
- Gunakan pelembap setelah bercukur;
- Hindari pakaian ketat selama beberapa hari;
- Lakukan eksfoliasi secara teratur untuk mengangkat kulit mati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Efek Begadang pada Wajah, Salah Satunya Bikin Keriput

5 Makanan yang Gak Boleh Dikonsumsi Bareng Kopi, Kenapa?

6 Manfaat Buah Duku untuk Ibu Hamil