Gejala Ginjal Dan Pencegahannya


Kalau didiagnosis dengan penyakit ginjal, kamu mungkin bertanya-tanya apakah penyakit ini bisa diubah atau disembuhkan. Ini mungkin bisa berlaku untuk kondisi kronis lainnya seperti hipertensi, kolesterol tinggi, atau diabetes tipe 2, walaupun istilah tepatnya adalah "terkontrol".

Penyakit ginjal kronis adalah kondisi progresif namun tidak dapat diubah (irreversible), terlepas dari stadiumnya. Namun, cedera ginjal akut bisa dibalikkan (reversibel). Berikut ini informasi yang perlu kamu ketahui tentang cara memperlambat perkembangan penyakit ginjal.klik


Pada tahap apa penyakit ginjal bisa disembuhkan?

Penyakit ginjal kronis tidak dapat disembuhkan pada tahap apa pun. Namun, cedera ginjal akut adalah kondisi ginjal reversibel terkait, dilansir publikasi StatPearls.

Cedera ginjal akut mengacu pada penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba, sedangkan penyakit ginjal kronis adalah penyakit yang progresif dan menetap selama lebih dari 90 hari, menurut laporan dalam jurnal Nature Reviews Nephrology tahun 2017.

Dokter akan melakukan tes untuk menentukan apakah penyakit cedera ginjal akut. Untuk membantu ginjal bekerja dengan baik lagi, pilihan pengobatannya dapat meliputi:

> Antibiotik.

> Dialisis.

> Pola makan tinggi karbohidrat namun rendah kalium, protein, dan garam.

> Obat diuretik.

> Rawat inap setidaknya satu malam.

Kalau kamu atau orang terdekatmu didiagnosis dengan penyakit ginjal kronis, berikut ini cara memperlambat perkembangan penyakit.


1. Cek kesehatan secara berkala

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, beberapa orang dewasa berisiko mengembangkan penyakit ginjal karena faktor risiko seperti:

> Riwayat penyakit ginjal dalam keluarga.

> Tekanan darah tinggi.

> Kelebihan berat badan.

> Diabetes tipe 2.

Kalau kamu memiliki satu atau beberapa faktor risiko di atas, menemui dokter secara rutin untuk skrining penyakit ginjal sangat penting. Ada dua tes skrining utama, yakni:

Tes urine albumin-to-creatinine ratio (ACR) untuk melihat seberapa banyak albumin, jenis protein, dalam urine.SahabatQQ Kalau hasil tes positif, itu adalah tanda bahwa ginjal kamu tidak menyaring darah cukup baik. Dokter akan mengulangi tes tiga kali selama tiga bulan untuk memastikan kamu menderita penyakit ginjal kronis dini.

Tes darah yang memeriksa kreatinin, produk limbah yang dapat menumpuk di darah saat ginjal kamu rusak. Hasilnya akan dihitung untuk menentukan laju filtrasi glomerulus (GFR). GFR normal adalah di atas 90. Kamu mungkin memiliki penyakit ginjal stadium sangat awal jika penyakit hasil tes kamu antara 60 dan 90.


2. Perhatikan obat-obatan yang kamu gunakan

Orang yang berisiko terkena penyakit ginjal atau yang memiliki penyakit ginjal kronis tahap awal harus membatasi atau menghindari penggunaan obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas, seperti asetaminofen atau antiinflamasi nonsteroid (OAINS), menurut laporan dalam jurnal Current Opinion in Nephrology and Hypertension tahun 2021.

Semua obat tersebut dapat merusak jaringan ginjal dan mengurangi aliran darah. Efek tersebut mungkin lebih buruk bagi individu yang berusia di atas 65 tahun, tertuang dalam studi dalam jurnal SAGE Open Medicine tahun 2019.

Kalau kamu perlu mengonsumsi obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas untuk meredakan nyeri, pertimbangkan hal-hal ini: 

> Tanyakan kepada apoteker atau dokter apakah obat nyeri yang dijual bebas aman untuk kamu gunakan.

> Tanyakan apoteker tentang interaksi obat atau suplemen atau bagaimana obat pereda nyeri dapat memengaruhi ginjal.

> Mendapatkan obat resep dari satu apotek yang sama untuk membantu pemantauan obat.

> Beri tahu dokter semua obat dan suplemen yang kamu konsumsi.

> Tetap terhidrasi untuk mencegah cedera ginjal, karena obat ini dapat menyebabkan dehidrasi.

Kalau kamu didiagnosis dengan penyakit ginjal, selalu konsultasikan ke penyedia layanan kesehatan sebelum minum obat nyeri yang dijual bebas.


3. Dapatkan atau pertahankan berat badan sehat

Berat badan yang sehat penting untuk mengurangi perkembangan kerusakan ginjal, karena obesitas merupakan faktor risiko penyakit ginjal kronis. Obesitas bisa menyebabkan jaringan parut ginjal dan peradangan, yang menyebabkan kerusakan ginjal, mengutip laporan dalam jurnal Nutrients tahun 2022.

Menjaga berat badan yang sehat juga dapat membantu mengurangi risiko diabetes atau hipertensi. Diabetes dan tekanan darah tinggi adalah dua penyebab paling umum dari penyakit ginjal kronis.

Apa yang dianggap sebagai berat badan yang sehat akan bergantung pada orang tersebut. Faktor-faktor berikut dapat memengaruhi berat badan seseorang:

> Tingkah laku atau kebiasaan.

> Lingkungan.

> Riwayat keluarga dan genetika.

> Metabolisme.

Beberapa faktor mungkin tidak bisa dikendalikan, tetapi ada beberapa cara untuk memastikan kamu untuk mencapai berat badan yang sehat, antara lain:

> Tingkatkan aktivitas fisik dalam rutinitas sehari-hari.

> Memiliki keseimbangan yang baik antara asupan kalori yang masuk ke tubuh dan yang dibakar.

> Membuat rencana makan sehat yang bisa kamu patuhi setiap hari.

Indeks massa tubuh (IMT), lingkar pinggang,Agen Domino99 Dan Poker Terpecaya dan rasio pinggang-pinggul juga dapat menunjukkan status berat badan seseorang. Konsultasikan dengan dokter jika kamu memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat.


4. Rutin olahraga

Berdasarkan studi dalam jurnal Kidney and Dialysis tahun 2021, bagi individu dengan penyakit ginjal, olahraga (latihan kardio dan kekuatan) membawa manfaat, termasuk perbaikan dalam: 

> Tekanan darah.

> Kesehatan tulang.

> Fungsi kerdiorespirasi.

> Kapasitas latihan.

> Kualitas hidup berbasis kesehatan.

> Gejala penyakit ginjal.

> Profil lipid.

> Massa otot.

> Fungsi fisik.

Biasakan untuk olahraga selama 30 menit atau lebih sesering yang kamu bisa. Bicarakan dengan dokter sebelum memulai rutinitas olahraga untuk menentukan jenis olahraga yang aman dan sesuai.


5. Pola makan sehat

Untuk memperlambat perkembangan penyakit ginjal, perubahan pola makan mungkin diperlukan. Ini bisa meliputi:

> Jumlah protein yang cukup (tidak terlalu banyak).

> Asupan garam yang lebih rendah dan makanan rendah sodium.

> Lebih banyak mengonsumsi makanan yang menyehatkan jantung, seperti daging tanpa lemak, ikan, buah-buahan, dan sayuran.

> Pada tahap lanjut dari penyakit ginjal, seseorang mungkin juga perlu membatasi asupan kalium dan fosfor.


6. Berhenti merokok

Merokok bisa berdampak buruk buat ginjal. Studi dalam Clinical Journal of the American Society of Nephrology tahun 2018 menemukan bahwa baik mantan perokok maupun perokok aktif secara signifikan lebih mungkin mengalami perkembangan penyakit ginjal kronis.

Mengutip laporan dalam Journal of Multidisciplinary Healthcare tahun 2022, merokok bisa mengakibatkan kerusakan ginjal dengan cara berikut:

> Meningkatkan tekanan darah.

> Menaikkan detak jantung.

> Mengurangi aliran GFR.

Studi kecil dalam American Journal of Nephrology tahun 2017 menemukan bahwa orang yang berhenti merokoks lebih mungkin mengalami penurunan GFR dibandingkan dengan mereka yang melanjutkan kebiasaan tersebut selama lima tahun.

Apabila kamu mengalami kesulitan untuk berhenti merokok, pertimbangan untuk menghubungi dokter atau klinik berhenti merokok.

Ada beberapa kebiasaan gaya hidup yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan ginjal, mencegah penyakit ginjal kronis, atau membalikkannya pada tahap awal. Ini termasuk menjaga berat badan, rutin olahraga, berhenti merokok, rutin cek kesehatan, dan berhati-hati dalam menggunakan obat-obatan tertentu.

Selain itu mengelola kondisi yang dapat menyebabkan penyakit ginjal, seperti diabetes dan tekanan darah, juga bisa sangat membantu.hidupsehat

~ Jayasahabat.org ~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Efek Begadang pada Wajah, Salah Satunya Bikin Keriput

5 Makanan yang Gak Boleh Dikonsumsi Bareng Kopi, Kenapa?

6 Manfaat Buah Duku untuk Ibu Hamil