4 Obat yang Berpotensi Bikin Orang Sulit Menahan Buang Air Kecil
Hidupsehat - Buang air kecil adalah sesuatu yang alami untuk setiap orang. Akan tetapi, kondisi sering buang air kecil hingga mengompol karena tidak mampu untuk menahannya tidak boleh disepelekan. Bila perlu, kita wajib mengetahui penyebabnya.Beberapa penyakit medis seperti gagal jantung, diabetes dan stroke memang dapat mengakibatkan seseorang sulit untuk menahan air kencing. Orang-orang yang mempunyai kondisi medis seperti ini sebaiknya berhati-hati karena bisa saja obat yang dikonsumsi dapat memperburuk gejala sering buang air kecil.Berbicara mengenai obat-obatan, ada beberapa jenis obat yang berpeluang tinggi mengakibatkan seseorang mudah mengompol karena kesulitan menahan buang air kecil. Perlu diingat bahwa kondisi setiap orang berbeda-beda. Jadi, bisa saja ada yang tidak mengalami masalah setelah mengonsumsi obat tersebut, tetapi ada pula yang mengalami kendala. Nah, apa saja jenis obatnya? Simak daftarnya di bawah ini. - SahabatQQ
SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya
1. Obat golongan alpha blocker
Obat golongan alpha blocker (adrenergic agonist atau alpha blocker) adalah jenis obat yang umumnya digunakan untuk mengobati penyakit hipertensi dan kondisi pembesaran prostat jinak atau benign prostatic hyperplasia (BPH). Obat alpha blocker pada penderita hipertensi bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah untuk menurunkan tekanan darah.Laman WebMD menambahkan obat alpha blocker yang dikonsumsi oleh perempuan dapat membuat kandung kemih lebih rileks. Akibatnya, orang yang bersangkutan dapat menjadi sulit untuk menahan air seni hingga mengompol.Masih merujuk kepada sumber yang sama, obat alpha blocker juga digunakan untuk mengobati kelenjar prostat yang membesar atau BPH pada orang laki-laki. BPH mengakibatkan penderitanya sulit untuk buang air kecil.Penggunaan obat alpha blocker dapat melemahkan otot di leher kandung kemih yang kemudian membuat air seni keluar lebih mudah. Laman Health Cleveland Clinic menjelaskan seseorang yang mengonsumsi obat alpha blocker dan mengalami gejala sulit untuk menahan air seni sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk alternatif obat lain.
2. Beberapa obat antidepresan dan antihistamin
Sebuah artikel di WebMD menyebutkan bahwa ada beberapa jenis obat antidepresan yang dapat mengurangi gejala inkontinensia meluap, tetapi ada pula yang membuat gejala memburuk. Salah satu antidepresan yang dapat menyebabkan penggunanya menjadi sulit untuk menahan buang air kecil adalah SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) atau Sentraline.Inkontinensia meluap adalah sebuah kondisi yang mana seseorang tidak merasa ingin buang air kecil padahal sebenarnya kandung kemih sudah penuh. Akibatnya air seni tiba-tiba keluar dengan sendirinya.
Obat antihistamin kerap dikonsumsi untuk mengatasi gejala alergi. Namun, ada beberapa jenis obat antihistamin yang salah satu efek sampingnya membuat penggunanya menjadi sering ke toilet. Disebutkan di laman Everyday Health bahwa diphenhydramine atau Benadryl dan chlorpheniramine menyebabkan orang yang mengonsumsinya menjadi sering buang air kecil.
3. Obat diuretik
Obat golongan diuretik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi kelebihan garam dan air di dalam tubuh yang dikeluarkan lewat air seni. Sebuah laporan ilmiah di Archives of Gerontology and Geriatrics tahun 2009 menyebutkan bahwa obat diuretik umum dikonsumsi oleh orang lanjut usia (lansia) untuk mengobati gejala hipertensi dan gagal jantung. Konsumsi obat ini memicu frekuensi buang air kecil pada lansia yang mengonsumsi obat diuretik.Laman Boston Urogyn menjelaskan bahwa obat diuretik menstimulasi kandung kemih dan meningkatkan jumlah urin yang diproduksi oleh tubuh. Akibatnya kondisi dapat menyebabkan beberapa orang tidak bisa menahan air seni hingga mengompol. Seseorang yang mengonsumsi obat golongan diuretik dapat bertanya kepada dokter apakah obat dapat dikonsumsi di pagi hari sehingga tidak mengganggu jam tidur di malam hari.
4. Obat sedatif dan obat opioid (pereda nyeri)
Mengutip artikel di WebMD, penggunaan obat sedatif dapat memicu inkontinensia fungsional karena orang tersebut jadi seperti kehilangan kesadaran. Yang dimaksud dengan inkontinensia fungsional adalah orang yang bersangkutan mengalami gangguan mobilitas, mental, atau defisit kognitif yang kemudian mengakibatkan orang tersebut gagal menuju ke toilet tepat waktu. Akibatnya air seni sudah terlanjur keluar.Laman University of California Davis atau UC Davis menyebutkan obat golongan sedatif ini biasanya dipakai untuk mengobati gejala kejang, gangguan kecemasan, panik, dan gangguan tidur. Sedangkan opioid adalah jenis obat seperti OxyContin dan Vicodin yang diberikan oleh dokter kepada pasien untuk mengobati rasa sakit atau nyeri.Dilansir Everyday Health, obat opioid mempunyai efek kecanduan dan mempengaruhi fungsi kerja kandung kemih. Tidak hanya ini saja, opioid juga berpotensi mengakibatkan konstipasi.Berdasarkan informasi di atas dapat kita simpulkan bahwa orang lansia dan mereka yang mengonsumsi obat hipertensi rentan untuk mengalami situasi ini. Seseorang yang merasa tidak nyaman dari efek samping obat tersebut sementara harus mengonsumsi obat untuk alasan medis dapat berdiskusi dengan dokter cara mengatasinya. - DominoQQ
Komentar
Posting Komentar