Minggu, 10 Desember 2023

Bahaya Challenge TikTok Makan Tahu Panas

SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya

 Di kalangan pengguna TikTok sedang ada tren makan tahu dalam suhu ekstrem. Mereka mengonsumsi tahu dalam keadaan baru matang. Beberapa bahkan membubuhinya dengan bubuk cabai.klik

Mungkin terlihat menantang bagi beberapa orang, tetapi makan makanan panas memiliki beberapa risiko kesehatan, bahkan salah satunya adalah kanker!

Potensi bahaya makanan panas bagi kesehatan

Berikut ini beberapa risiko kesehatan jika kamu mengonsumsi makanan dan/atau minuman panas:


Luka bakar pada mulut

Mengonsumsi tahu goreng yang baru diangkat dari penggorengan atau secangkir teh panas yang baru diseduh bisa membuat bibir melepuh dan lidah terbakar.

Kabar baiknya, sebagian besar luka bakar akibat makanan dan minuman, di luar rasa tak nyaman dan penyesalan, relatif kecil, dilansir UW Medicine. Dalam sebagian besar kasus, luka bakar di lidah dan mulut akan sembuh dalam waktu sekitar seminggu.


Peningkatan risiko kanker

Kanker esofagus erat kaitannya dengan konsumsi teh panas dan minuman panas lainnya. Mengonsumsi minuman atau makanan yang sangat panas berulang kali dapat menyebabkan cedera termal pada tenggorokan dan kerongkongan,Agen Domino99 Dan Poker Terpecaya yang bisa menyebabkan peradangan dan pembentukan sel kanker.

Sebuah penelitian menemukan kaitan antara minum teh panas dan kanker esofagus, dan secara spesifik suhu minumanlah yang menjadi perhatian (International Journal of Cancer, 2019). Studi lainnya menemukan bahwa asupan makanan dan minuman dengan suhu tinggi berhubungan positif dengan kejadian karsinoma sel skuamosa esofagus di China Barat Laut (Medicine, 2017).

Menurut World Cancer Research Fund International, kanker esofagus merupakan kanker paling umum ke-8 di dunia. Ini adalah kanker paling umum ke-7 pada laki-laki dan kanker paling umum ke-13 pada perempuan. Terdapat lebih dari 600.000 kasus baru kanker esofagus pada tahun 2020.

Diperkirakan bahwa iritasi kronis pada esofagus dapat menyebabkan perubahan yang menyebabkan kanker esofagus. Selain kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman yang sangat panas, faktor-faktor yang menyebabkan iritasi pada sel-sel esofagus dan meningkatkan risiko kanker esofagus antara lain:

  • Mengidap penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
  • Merokok.
  • Mengalami perubahan prakanker pada sel esofagus (esofagus Barrett).
  • Kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Minum alkohol.
  • Mengalami refluks empedu.
  • Kesulitan menelan karena sfingter esofagus tidak bisa rileks (akalasia).
  • Kurang makan buah dan sayur.
  • Menjalani pengobatan radiasi pada dada atau perut bagian atas.
Kerusakan pada gigi

Panas dari makanan dan, seringnya, minuman, bisa melemahkan enamel gigi, yang merupakan lapisan pelindung luar gigi. Saat itu terjadi, maka gigi menjadi lebih rentan terhadap lubang dan pembusukan, mengutip laman Babylon Dental Care.


Suhu yang aman

Jika terjadi luka bakar akibat makanan dan minuman panas, pencegahan adalah praktik keselamatan terbaik.

Meskipun suhu pastinya dapat bervariasi dari orang ke orang, secara umum, suhu di atas 43 derajat Celcius bisa menyebabkan luka bakar superfisial,SahabatQQ dan suhu apa pun di atas 71 derajat Celcius akan menyebabkan luka bakar seketika.

Jadi, hindari minum minuman panas yang baru diseduh dengan air mendidih atau makanan yang baru diangkat dari minyak panas, oven, atau pemanggang. Dinginkanlah terlebih dulu. Ini terutama berlaku untuk anak-anak yang lebih sensitif terhadap panas. Suhu di atas 48 derajat Celcius bisa menyebabkan lepuh atau luka bakar tingkat dua pada anak-anak, mengutip dari UW Medicine.


Reaksi pedas pada tubuh

Terkait dengan bubuk cabai yang dibubuhkan pada tahu panas, ada pula risikonya bagi tubuh. Dijelaskan dalam laman University Hospitals, kapsaisin adalah senyawa kimia dalam cabai yang menghasilkan “panas” yang kamu rasakan saat makan makanan pedas.

Saat makan cabai, kapsaisin mengikat kelas reseptor rasa sakit yang disebut TRPV1 yang ditemukan di mulut, di permukaan lidah, dan di seluruh saluran pencernaan. Walaupun kapsaisin tidak benar-benar membuat kamu terbakar, tetapi ini menipu otak untuk berpikir bahwa telah terjadi perubahan suhu, yang mengakibatkan sensasi panas dan nyeri.

Tidak heran bahwa reaksi tubuh terhadap kapsaisin adalah mendinginkan diri, sehingga sering kali muncul keringat. Kapiler melebar sehingga panas dapat diarahkan keluar dari tubuh melalui kulit, dan ini membuat wajah atau tangan memerah.

Dalam upayanya untuk mendinginkan diri, suhu tubuh akan meningkat. Tubuh juga akan berusaha membuang kapsaisin dengan meningkatkan produksi lendir, air mata, dan air liur, yang mengakibatkan hidung meler, mata berair, dan bahkan peningkatan air liur.hidupsehat

Sensasi mulut terbakar biasanya memudar setelah sekitar 20 menit. Saat bahan pengiritasi berpindah dari mulut ke tenggorokan dan menyebar ke sepanjang saluran pencernaan, hal ini dapat menyebabkan reaksi berikut:

  • Rasa terbakar di dada saat kapsaisin berikatan dengan reseptor rasa sakit di kerongkongan.
  • Iritasi pada saraf frenikus, yang mengontrol fungsi motorik diafragma, mengakibatkan cegukan.
  • Pembengkakan tenggorokan, membuat sulit bernapas dan/atau menyebabkan suara serak.
  • Peningkatan produksi lendir di lambung dan peningkatan laju metabolisme sementara, yang dapat menyebabkan perut kram dan nyeri.
  • Peningkatan laju pencernaan di usus yang dapat menyebabkan diare.
  • Mual dan muntah (biasanya hanya jika makanannya sangat pedas).
  • Buang air besar yang menyakitkan. Kapsaisin tidak pernah sepenuhnya dicerna, sehingga sebagian akan melewati usus dan memicu lebih banyak reseptor nyeri TRPV1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

5 Tanda Tubuhmu Kekurangan Gizi Meski Sudah Makan Sehat

  Hidupsehat - Seringkali kita merasa sudah makan dengan baik dan menjaga pola makan sehat, namun terkadang tubuh tetap menunjukkan tanda-ta...