4 Masalah Kesehatan akibat Sapophagia atau Memakan Sabun
Hidupsehat - Sabun diciptakan untuk menghilangkan kotoran, minyak, dan keringat dari kulit, membuatnya terasa bersih dan segar. Namun, percayakah kamu bahwa ada orang yang memakan sabun?Keinginan untuk makan sabun disebut sebagai sapophagia. Apa saja masalah kesehatan yang timbul akibat kebiasaan ini?
Sapophagia merupakan bagian dari pica
Pika atau pica adalah gangguan mental yang menimbulkan keinginan atau dorongan untuk memakan makanan yang tidak memiliki nilai gizi. Contoh yang paling umum adalah kotoran, tanah liat, cat yang mengelupas, rambut, lem, kapur, kertas, hingga logam.Selain itu, orang dengan gangguan makan pika juga sering memakan sabun (terutama sabun batang), yang dikenal dengan sapophagia. Sapophagia adalah jenis gangguan makan pika yang cukup langka dan hanya sedikit kasus yang dilaporkan dari seluruh dunia. - SahabatQQ
SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya
Penyebab sapophagia bermacam-macam
Ada beraneka ragam penyebab sapophagia, baik yang bersifat internal maupun eksternal, antara lain:
- Kekurangan nutrisi, seperti zat besi atau zink.
- Lebih mungkin terjadi selama hamil karena perubahan kebutuhan nutrisi tubuh atau ngidam.
- Berusia tua dan memiliki kondisi medis seperti demensia atau penyakit Alzheimer.
- Merupakan perilaku yang dipelajari dari lingkungan keluarga atau masyarakat setempat.
- Dilakukan oleh anak-anak, murni atas dasar keingintahuan. Merupakan bagian dari fase oral.
- Lebih mungkin terjadi pada orang yang memiliki masalah mental, seperti autisme.
Komplikasi kesehatan akibat sapophagia
1. Menyebabkan peradangan di berbagai bagian tubuh
Makan sabun bisa membuat tenggorokan, lidah, dan bagian tubuh lainnya membengkak. Ini adalah reaksi sementara terhadap bahan keras dalam sabun. Akan tetapi, dalam beberapa kasus bisa menyebabkan sulit bernapas atau menelan.Mengapa beberapa bagian tubuh membengkak? Saat terjadi peradangan, sel darah putih masuk ke dalam darah atau jaringan untuk melindungi tubuh dari penyerang (seperti bakteri atau virus).Ini membuat aliran darah ke bagian tubuh yang cedera atau infeksi mengalami peningkatan. Akibatnya, area tersebut menjadi kemerahan, hangat, dan bengkak.
2. Menyebabkan mual, muntah, dan diare
Sebagian besar sabun memiliki pH basa, yaitu berkisar antara 9 hingga 10. Dengan kata lain, memakan sabun bisa mengganggu dan mengiritasi lapisan saluran pencernaan.Selain itu, sebagian sabun mengandung minyak atsiri dan wewangian yang tidak bersifat food grade. Dampaknya bisa menyebabkan ketidaknyamanan, mual, muntah, dan diare.
3. Berpotensi merusak hati
Hati atau lever adalah organ dalam terbesar dengan berat 1,36 sampai 1,59 kilogram. Fungsinya banyak, seperti menyaring atau mendetoksifikasi darah dari zat beracun, menghasilkan empedu untuk mengubah lemak menjadi energi, membantu tubuh membuang bilirubin yang bisa menyebabkan penyakit kuning, serta mengontrol glukosa.Di sisi lain, makan sabun dalam jumlah besar dalam kurun waktu yang lama membuat hati bekerja lebih keras untuk mengeluarkan bahan-bahan yang tidak dibutuhkan tubuh. Lama-kelamaan, kinerja hati akan menurun atau bahkan mengalami kegagalan organ.
Baca Juga : 5 Olahraga Efektif untuk Penderita Diabetes agar Gula Darah Stabil
4. Bisa meningkatkan risiko kanker
Kanker adalah salah satu ketakutan terbesar manusia. Ketakutan ini dapat dipahami karena kanker adalah sesuatu yang ganas, tidak dapat diprediksi, sulit dihancurkan, dan identik dengan kematian.Beberapa bahan sabun baik-baik saja jika dioleskan ke kulit, tetapi bisa menjadi karsinogen jika dimakan terus-menerus. Salah satunya adalah cocamide diethanolamine, bentuk minyak kelapa yang dimodifikasi secara kimia. - DominoQQ
Komentar
Posting Komentar