8 Bahan Herbal untuk Membantu Menjaga Kesehatan Hati
SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya
Hati atau lever adalah organ penting tubuh yang melakukan lebih dari 500 fungsi vital. Mulai dari membuang produk limbah dan zat asing dari aliran darah, mengatur kadar gula darah, dan menciptakan nutrisi penting. Karena fungsi-fungsi pentingnya ini, kesehatan hati tentu harus dijaga.
Selain gaya hidup sehat, ada beberapa cara untuk mendukung kesehatan hati. Salah satunya dengan penggunaan bahan herbal. Inilah beberapa bahan herbal yang menjanjikan sebagai cara alami untuk meningkatkan kesehatan hati.klik
1. Ginseng
Ginseng adalah suplemen herbal populer berkat sifat antiinflamasinya yang kuat. Sejumlah penelitian tabung dan hewan telah menunjukkan bahwa ginseng memiliki efek antioksidan dan dapat membantu melindungi terhadap cedera hati yang disebabkan oleh virus, racun, dan alkohol. Plus, itu dapat meningkatkan regenerasi sel hati setelah operasi, menurut studi dalam Journal of Ginseng Research tahun 2017.
Terlebih, beberapa penelitian terhadap manusia telah menunjukkan bahwa pengobatan ginseng dapat meningkatkan fungsi hati dan mengurangi kelelahan dan peradangan pada orang dengan penyakit hati dan disfungsi hati.
Sebagai contoh, sebuah studi tahun 2020 pada 51 pria dengan peningkatan kadar alanine transaminase (ALT), penanda kerusakan hati, menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi 3 gram ekstrak ginseng per hari selama 12 minggu mengalami penurunan ALT yang signifikan, dibandingkan grup plasebo. Tingkat gamma-glutamyl transferase (GGT), penanda lain untuk kerusakan hati, juga berkurang secara signifikan, menurut studi dalam jurnal Food & Nutrition Research tahun 2020.
Meskipun hasil ini menjanjikan, penelitian lebih lanjut yang menyelidiki efek ginseng pada kesehatan hati diperlukan.
Bila digunakan sendiri, ginseng dianggap relatif aman untuk kesehatan hati. Namun, ginseng berpotensi bereaksi dengan obat-obatan, yang dapat menyebabkan cedera hati dan efek samping berbahaya lainnya.
2. Teh hijau
Teh hijau dan senyawa polifenol utamanya, epigallocatechin-3-gallate (EGCG), sering dimasukkan dalam tinjauan literatur yang berfokus pada pengobatan herbal untuk kondisi hati. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa suplementasi dengan ekstrak teh hijau dapat membantu mengobati orang-orang dengan penyakit hati.
Menurut studi terhadap 80 orang dengan penyakit hati berlemak nonalkohol dalam International Journal of Preventive Medicine tahun 2016, ditemukan bahwa suplementasi 500 mg ekstrak teh hijau per hari selama 90 hari secara signifikan mengurangi penanda kerusakan hati ALT dan aspartat aminotransferase (AST).Agen Domino99 Dan Poker Terpecaya Meskipun kelompok plasebo juga terlihat penurunan tingkat AST dan ALT, ini tidak signifikan.
Studi selama 12 minggu pada 80 orang dengan penyakit hati berlemak nonalkohol dalam Pakistan Journal of Medical Sciences tahun 2017 mengamati bahwa orang-orang yang mengonsumsi 500 mg ekstrak teh hijau setiap hari mengalami peningkatan signifikan dalam AST, ALT, dan penanda inflamasi, dibanding kelompok plasebo. Perawatan ini juga mengurangi perubahan lemak di hati.
Asupan teh hijau juga telah terbukti melindungi terhadap berbagai kondisi hati, termasuk kanker hati, hepatitis, sirosis, hati berlemak (steatosis hati), dan penyakit hati kronis, seperti dijelaskan dalam laporan dalam International Journal of Clinical and Experimental Medicine tahun 2015.
Sementara minum teh hijau dianggap aman bagi kebanyakan orang, dalam kasus yang jarang terjadi, suplemen ekstrak teh hijau telah dikaitkan dengan cedera hati akut.
3. Licorice
Menurut buku Textbook of Natural Medicine tahun 2020, akar licorice telah terbukti memiliki efek antiinflamasi, antivirus, dan pelindung hati dalam studi ilmiah.
Komponen aktif utamanya adalah senyawa saponin glycyrrhizin, yang biasa digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok dan Jepang untuk mengobati banyak penyakit, termasuk penyakit hati
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pengobatan dengan ekstrak licorice dapat bermanfaat bagi mereka yang memiliki kondisi hati tertentu.
Sebuah penelitian pada 66 orang dengan penyakit hati berlemak dalam jurnal Phytotherapy Research tahun 2012 menemukan bahwa suplemen dengan 2 gram ekstrak akar licorice per hari selama 2 bulan secara signifikan mengurangi ALT dan AST, dibanding dengan pengobatan plasebo.
Dalam penelitian kecil lainnya, 6 orang sehat mengonsumsi produk glycyrrhizin sebelum minum vodka setiap malam selama 12 hari, dan 6 orang hanya minum vodka setiap malam selama 12 hari. Pada kelompok vodka saja, penanda kerusakan hati, termasuk ALT, AST, dan GGT,klik meningkat secara signifikan. Pada kelompok glycyrrhizin, penanda ini tidak meningkat secara signifikan, menunjukkan bahwa glycyrrhizin dapat membantu melindungi terhadap kerusakan hati terkait alkohol, menurut studi dalam Phytotherapy Research tahun 2016.
Meskipun temuan ini menjanjikan, penelitian lebih lanjut diperlukan. Terlebih lagi, beberapa orang lebih sensitif terhadap licorice, dan penggunaan kronis produk ini dapat menyebabkan efek samping serius, termasuk tekanan darah tinggi dan kadar kalium darah rendah.
4. Kunyit
Penelitian awal menunjukkan bahwa kunyit mungkin berguna dalam pengobatan hepatitis B dan hepatitis C. Misalnya, dalam sebuah studi dalam Journal of Ethnopharmacology tahun 2009 pada sel-sel hati, para peneliti menemukan bahwa ekstrak kunyit membantu menghentikan replikasi virus hepatitis B.
Sebuah studi tabung reaksi dalam jurnal FEBS Letters tahun 2009 menunjukkan bahwa ekstrak kunyit dapat membantu menekan replikasi virus hepatitis C.
5. Bawang putih
Bawang putih dikemas dengan senyawa tanaman antioksidan dan antiinflamasi yang kuat, seperti allicin, alliin, dan ajoene yang dapat membantu mendukung kesehatan hati.
Sebuah studi tahun 2020 terhadap 98 orang dengan penyakit hati berlemak nonalkohol menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi 800 mg bubuk bawang putih per hari selama 15 minggu mengalami penurunan yang signifikan dalam kadar ALT, AST, kolesterol jahat (LDL), dan trigliserida dibandingkan kelompok plasebo. Terlebih lagi, 51 persen peserta dalam kelompok bawang putih menunjukkan peningkatan keparahan akumulasi lemak hati, dibandingkan dengan hanya 16 persen dari kelompok kontrol.
Studi lain pada lebih dari 24.000 orang dewasa dalam European Journal of Endocrinology tahun 2019 menemukan bahwa pria yang mengonsumsi bawang putih mentah lebih dari 7 kali per minggu memiliki risiko 29 persen lebih rendah terkena penyakit hati berlemak. Meskipun asupan bawang putih mentah berbanding terbalik dengan penyakit hati berlemak nonalkohol pada pria, hubungan ini tidak terlihat pada perempuan.
Ada pula penelitian dalam jurnal Nutrients tahun 2019 yang mengaitkan asupan bawang putih mentah dengan risiko kanker hati yang lebih rendah. Makan bawang putih mentah dua kali atau lebih per minggu dikaitkan dengan penurunan risiko kanker hati sebesar 23 persen, dibanding mengonsumsi bawang putih mentah kurang dari dua kali per minggu.
Meskipun bawang putih mentah umumnya dianggap aman, suplemen bawang putih pekat dapat menyebabkan cedera hati pada beberapa orang.
6. Jahe
Sebuah studi 12 minggu pada 46 orang dalam jurnal Clinical and Experimental Gastroenterology tahun 2020 dengan penyakit hati berlemak nonalkohol menemukan bahwa suplemen dengan 1.500 mg bubuk jahe per hari secara signifikan mengurangi ALT, kolesterol total dan LDL, gula darah puasa, dan penanda inflamasi C-reactive protein (CRP), dibanding pengobatan plasebo.
Studi lain dalam jurnal Hepatitis Monthly tahun 2016 menemukan hasil serupa. Orang dengan penyakit hati berlemak nonalkohol yang diberikan 2 gram jahe selama 12 minggu mengalami penurunan signifikan pada ALT, GGT, penanda inflamasi, dan akumulasi lemak di hati, dibanding kelompok plasebo.
Akar jahe mengandung senyawa kuat, termasuk gingerol dan shogaol, yang membantu menghambat peradangan dan melindungi dari kerusakan sel. Ini dapat membantu mendukung kesehatan hati. Jahe juga dapat membantu melindungi hati dari racun seperti alkohol.
Jahe umumnya dianggap aman, bahkan bagi orang-orang dengan kondisi hati. Namun, pastikan untuk konsultasi terlebih dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi produk jahe dosis tinggi.
7. Milk thistle
Milk thistle atau silmaryn dapat bermanfaat bagi orang dengan sirosis hati, menurut studi berjudul "The Use of Silymarin in the Treatment of Liver Diseases" dalam jurnal Drugs tahun 2001.
Menganalisis lima uji klinis dengan total 602 pasien sirosis, para peneliti menemukan bahwa pengobatan dengan milk thistle dapat menyebabkan penurunan yang signifikan dalam kematian terkait hati.
Sebuah tinjauan dalam jurnal Journal of Viral Hepatitis tahun 2005 melihat beberapa uji klinis yang menguji milk thistle dalam pengobatan hepatitis B dan C. Meskipun para peneliti tidak menemukan bukti bahwa milk thistle dapat membantu membersihkan semua jenis virus hepatitis,SahabatQQ tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa milk thistle dapat membantu mengekang peradangan yang terkait dengan hepatitis C dan melindungi sel-sel hati dari kerusakan.
8. Burdock
Burdock—herbal yang sering digunakan sebagai obat detoksifikasi alami—dapat membantu melindungi sel-sel hati dari kerusakan akibat asetaminofen, menurut studi terhadap hewan dalam The American Journal of Chinese Medicine tahun 2000. Dalam tes pada tikus, para peneliti menemukan bahwa antioksidan dalam burdock dapat mengurangi efek berbahaya dari zat beracun yang terbentuk dari metabolisme asetaminofen.
Penelitian berbasis hewan lainnya menunjukkan bahwa burdock juga dapat membantu melindungi hati dari kerusakan yang disebabkan oleh konsumsi alkohol.
Itulah daftar bahan herbal untuk membantu menjaga kesehatan hati. Mengingat kurangnya uji klinis untuk mendukung penggunaannya, baik kunyit maupun burdock saat ini tidak dapat direkomendasikan untuk pengobatan semua jenis penyakit hati. Karena dukungan ilmiah untuk efek perlindungan hati milk thistle juga terbatas, terlalu dini untuk merekomendasikan ramuan ini sebagai pengobatan utama untuk masalah hati.
Untuk meningkatkan kesehatan hati, American Liver Foundation menganjurkan untuk mengikuti pola makan sehat, rutin olahraga, menjaga berat badan yang sehat, membatasi atau menghindari asupan alkohol, menjaga kadar kolesterol, dan sering mencuci tangan untuk mencegah infeksi.
Perlu digarisbawahi bahwa uji coba terhadap hewan tidak dapat secara otomatis diterapkan pada manusia. Jika mempertimbangkan penggunaan bahan herbal untuk kesehatan hati, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu.hidupsehat
~ Jayasahabat.net ~
Komentar
Posting Komentar